jump to navigation

Memoar KH Achmad Qusyairi Sa’dan, Anggota Dewan Gresik yang Sederhana 15 January 2009

Posted by teguharifianto in Umum.
Tags:
trackback

Rumah Berdinding Tripleks, Ngantor Pakai Motor
Anggota dewan Gresik yang satu ini, KH Achmad Qusyairi Sa’dan, bisa jadi merupakan anggota dewan yang paling sederhana. Karena itulah, ketika dia meninggal dunia, yang datang bertakziah pun luar biasa, belasan ribu orang. Bagaimana sebenarnya sosok yang dikagumi masyarakat Gresik itu?

Siswoko, Gresik

Hingga hari ketiga meninggalnya KH Achmad Qusyairi Sa’dan, anggota DPRD Gresik, ribuan pentakziah terus berdatangan ke rumah duka di Jl KH Abdul Kharim VIII/7 Kelurahan Karangpoh, Gresik. Rumah sederhana berukuran 4×15 meter persegi pun tidak mampu menampung para tamu yang menyampaikan ucapan belasungkawa.

Ny Nur Mahmudyah, istri almarhum, tampak tegar menerima ucapan belasungkawa dari handai tolan yang hadir. Karena sejak beberapa tahun terakhir menderita flu tulang, Ny Qusyairi Sa’dan itu menerima tamu dengan duduk di kursi, sedangkan para tamu memilih duduk lesehan. Sebagian tamu diterima di rumah sebelah dan di rumah depan yang masih ada hubungan kerabat dengan keluarga mubalig yang juga alumnus ITS Surabaya itu.

Sejak Senin malam kemarin, ribuan orang menggelar tahlil pengantar doa untuk almarhum. Rencananya, acara tahlil yang dimotori jamaah Al Hikmah tersebut akan digelar hingga tujuh hari. Keterbatasan tempat tidak menyurutkan niat para pengagum Qusyairi Sa’dan untuk memberikan penghormatan.

“Terpaksa acara tahlilan digelar di sepanjang gang depan rumah ini,” kata Iyon, kemenakan almarhum.

Selain istri almarhum, anaknya juga tampak ikhlas melepas kepergian ayahanda mereka. Seperti yang ditunjukkan si sulung Alif Alhilal Ahmad, 17, dan si bungsu Zakiyah Alkhoiroti, 15, yang beberapa waktu lalu keluar sebagai juara lomba MTQ se-Kabupaten Gresik.

Bagi Hilal, panggilan anak sulung almarhum, ayahnya merupakan teladan yang sangat menyejukkan setiap kata dan nasihatnya. Sebagai tokoh masyarakat dan berpengaruh, dia tidak pernah menanamkan kesombongan kepada anak-anaknya.

Prinsip utama berusaha dan beribadah selalu menjadi salah satu isi nasihat almarhum kepada anak-anaknya.

“Seperti waktu saya meminta doa restu kepada beliau belum lama ini, karena saya bercita-cita -kalau dapat- meneruskan kuliah di Mesir,” tutur siswa kelas 2 SMA Darul Ulum Jombang itu.

Apa pesan almarhum? “Sebaiknya kamu mengerjakan apa yang ada di hadapanmu sebaik-baiknya dulu. Kalau semua tugas dan pekerjaan yang ada di depanmu selesai dengan baik, maka kalau Allah menginginkan, cita-citamu kuliah di Mesir insya Allah akan dikabulkan,” kata almarhum seperti ditirukan Hilal.

Beberapa kolega, rekan sejawat, serta masyarakat Gresik merasa kehilangan atas kepergian adik kandung ulama terkenal Gresik, KH Zaini Sa’dan, itu. “Kami benar-benar kehilangan putra terbaik Nahdlatul Ulama di Gresik, cendekiawan muslim, pendidik, sekaligus sahabat. Beliau ini orang yang sederhana, patut diteladani, dan menjadi contoh baik bagi kita semua,” tutur Bupati Gresik Robbach Ma’sum saat menyampaikan khotbah salat jenazah di Masjid Jami’ Gresik Jl Wachid Hasyim.

Tidak berlebihan apa yang dituturkan bupati itu. Sebab, dalam keseharian, Qusyairi yang lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu selalu menunjukkan sisi humanis dan kesederhanaan.

Menurut Ketua DPRD Gresik Achmad Nadir, saat hidup, almarhum tetap bersemangat berangkat ke Kantor DPRD Gresik dengan mengendarai sepeda motor. Terkadang juga naik becak. Qusyairi pun tidak malu naik angkot ketika sidak. Padahal, anggota dewan lainnya memilih naik mobil dinas.

Rumah yang ditinggali Qusyairi juga cukup sempit. Ukurannya hanya 4×15 meter. Dinding rumahnya terbuat dari tripleks. Itu pun peninggalan orang tuanya. Padahal, dengan gaji sebagai anggota dewan, suami Nur Mahmudyah itu seharusnya bisa hidup lebih layak. Saat ada pembagian rumah dinas dewan di Perumahan Alam Bukit Raya, almarhum pun memilih menolak.

Meski sibuk menjadi anggota dewan, yaitu pernah menjadi anggota komisi A, komisi C, dan komisi D, Qusyairi tak meninggalkan dunia pendidikan. Mantan wakil ketua GP Ansor dan aktivis ICMI itu menyisihkan pendapatannya untuk mengembangkan SMA NU 2 Gresik. “Kalau tidak ada Pak Qusyairi, kami tidak tahu SMA ini mungkin sudah tutup. Terkadang untuk menutup biaya operasional, dia merogoh kocek sendiri,” ujar Kepala TU SMA NU 2 Gresik Zainuddin. (*)

Comments»

1. ana rufaidah - 2 November 2009

Ana salut banget. Mudah-mudahan rahmat serta karunia Allah tak henti-hentinya terlimpah atas arwah beliau beserta keluarga beliau yang masih hidup.
Kepribadian beliau mungkin telah diwarisi oleh putra putri beliau, karena saya sekamar dengan zakiyah di darul ulum. Jadi saya tahu bagaimana sosok zakiyah. Saya tidak heran jika melihat ayahnya yang subhanallah…


Leave a comment